Tuesday, October 7, 2014

ANDIL PEMKOT DALAM PEMBODOHAN MASYARAKAT .




     
                Masyarakat kita butuh Pengajaran, Pembelajaran dan Pendidikan oleh siapa saja yang  mampu
melakukan / memberikan, dimana saja serta kapan saja. Prose situ semua bisa saja dengan cara diseleng
garakan secara formal ataupun non formal. Proses formal dilakukan oleh lebaga lembaga formal,  semi –
sal sekolah sekolah. Belahan non formal bisa didapatkan dari mana saja dan kapan saja, misalnya dida-
lam bis sewaktu bepergian, waktu jalan jalan, bahkan mungkin ketika sedang duduk duduk minum diwa-
rung kopi. Pendek kata hal tersebut diatas terus bergulir secara alami tanpa banyak yang menyadari. Ti –
dak banyak yang menyadari bahwa bisa jadi instansi pemerintah, lembaga serta biro biro tertentu justru
 punya andil atau peran utama dalam proses edukasi masyarakat disekitarnya. Dalam posisi yang demiki
an itu mereka bisa berperan sebagai guru yang baik ataupun justru sebaliknya. Andil mereka ( instansi ,
lembaga, biro, dll ) dalam pembodohan dan penyesatan masyarakat pada umumnya dapat dilihat pada
perilaku sehari-hari di lapangan. Sebagai cotoh nyata, seperti yang bisa ditemui  di beberapa ruas jalan
kota Surabaya, pada hari hari ini pemerintah kota Surabaya sedang giat giatnya mengerjakan banyak pro
yek pembenahan dan pembagusan wajah kota.
Ditengah hiruk-pikuk kota yang padat penduduk ini, disana- sini sedang berjalan poyek tersebut
diatas. Bahu jalan / trotoir dipasang keramik mewah, pembatas pinggir jalan dibenahi semua. Agar masa
rakat pengguna jalan tidak merasa kecewa karena terganggu perjalanannya, pemerintah kota cukup ta-
hu diri dengan memasang papan papan bertuliskan, antara lain: “MAAF  PERJALANAN  ANDA  TERGANG
GU  PEKERJAAN  PEDESTRIAN”  ( lihat foto ). Dengan adanya pesan tersebut,masyarakat    langsung berberpikir dan mencerna bahwa yang dimaksud dengan  “ PEDESTRIAN”  adalah bahu jalan /trotoir yg sedang dipasang keramik mewah itu. Pada saat yang demikian itulah terjadi proses Penyesatn / Pem-
bodohan kepada para pengguna jalan, yakni anggota masyarakat. Kata  “ PEDESTRIAN “  sama sekali bukan bahu jalan/troroir yang sedang dipasang keramik terse-but. Kosa kata ini berasal dari bahasaInggris, berarti: Pejalan kaki/ pengguna  jalan yang berjalan kaki.( lihat kamus ; STANDARD DICTIONARY  of ENGLISH LANGUAGE, page 1821). Makna itu sebegitu jauh menyesatkan anggota masyarakat.  Contoh lain yang harus kita sikapi dengan bijak, yang terkait dengan pembelajaran serta pendidikan orang banyak adalah hal serupa diatas tadi sebagai berikut.
                Dipotongan jalan yang lain ada pekerjaan konstruksi saluran air/parit yang menyeberang jalan .
Disana, lagi lagi ada pemberitahuan kepada para pengguna jaln: “ MAAF PERJALANAN ANDA TERGANG

GU PEKERJAAN  BOX CULVERT “ (lihat photo). Mengapa harus menggunakan kata  BOX  CULVERT ?  Sedangkan telah berpuluh tahun orang kita memiliki dan menggunakan kata GORONG-GORONG, sebuah kosa kata yang sudah dibakukan penggunaannya oleh masyarakat kita. Dengan begitu kata tersebut tidak asinglagi bagi orang kebanyakan dalam konteks konstruksi bangunan air. Kosa kata ini sudah baku, layak digunakan serta dibanggakan sebagai bahasa sendiri, bukan bahasa asing.
                Kita harus mengajarkan dan mendidik  putra-putri bangsa ini , bahwa kita punya bahasa persa-
tuan, bahasa Indonesia yang harus kita pelihara, rawat, serta kita jaga kedaulatannya agar bisa menja
di  “Tuan di Negara sendiri”.  Mari kita ingat dan renungkan Sumpah Pemuda; Satu bahasa – Bahasa In
donesia. Berbangsa satu – Bangsa Indonesia. Bertumpah Darah satu – Tanah Air Indonesia.
CATATAN : KITA JANGAN BANGGA DENGAN BAHASA ASING, KITA MEMILIKI BAHASA SENDIRI dan HARUS KITA TEGAKKAN KEDAULATANNYA. ( WAR ).

                               




















               

               

No comments:

Post a Comment